Misinformasi Jadi Tantangan Industri Vape Untuk Mengurangi Jumlah Perokok » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Misinformasi Jadi Tantangan Industri Vape Untuk Mengurangi Jumlah Perokok

Vapeboss – Upaya industri vape dalam mengurangi jumlah perokok terus menghadapi tantangan. Meski produk vape dinilai lebih aman daripada rokok, masih banyak tersebar misinformasi yang menyesatkan masyarakat akan produk ini. Untuk menyukseskan industri vape dalam menurunkan jumlah perokok, maka perlawanan terhadap misinformasi harus lebih gencar.

"Sebagai bagian dari masyarakat yang menggunakan produk tembakau alternatif dan secara aktif menjangkau pemerintah untuk mengubah kebijakan tentangnya, saya selalu dihadapkan pada misinformasi yang beredar di masyarakat," kata Pimpinan Malaysian Organization of Vape Entity (MOVE), Samsul K Arifin.

Pada acara Innovation Summit Southeast Asia 2023 yang digelar pada Rabu (10/5/2023) di Asia School of Business, Kuala Lumpur, Malaysia, Samsul menjelaskan, ia kerap merasa heran akan salah satu misinformasi yang berbunyi "rokok elektrik vape menyebabkan disfungsi ereksi" padahal tidak ada riset yang membuktikan hal tersebut.

Samsul mengungkapkan, justru sejumlah riset malah membuktikan bahwa produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko dari rokok sebesar 95 persen.

"Pemerintah Inggris telah merilis 'The Tobacco Control Plan for England' pada Juli 2017, menekankan bahwa produk tembakau alternatif bisa berperan mengurangi risiko yang disebabkan rokok. Selain itu, Jepang juga memperkenalkan produk tembakau alternatif pada 2013 dan penggunanya terus meningkat. Peningkatan jumlah itu paralel dengan penurunan jumlah perokok di Jepang," ungkap Samsul.

Menurut Samsul, pemerintah negara lain perlu meniru pemanfaatan produk tembakau alternatif layaknya kedua negara tersebut.

Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden Advanced Center for Addiction Treatment Advocacy, Arifin Fii. Ia mengatakan pemerintah perlu mempertimbangkan ulang kebijakan yang diterapkan pada produk tembakau alternatif. Arifin juga menegaskan bahwa menyusun regulasi perlu didasari oleh bukti-bukti sains.

"Dengan menggunakan pendekatan berbasis sains, pemerintah bisa menyusun regulasi yang berbasis profil risiko pada produk tembakau alternatif. Idealnya, regulasi yang bertanggung jawab, berbasis sains, dan proporsional akan memberikan peluang bagi siapa pun untuk mengakses produk tembakau alternatif yang telah terbukti lebih rendah risikonya daripada rokok," ujarnya.

Dengan membuka akses terhadap produk tembakau alternatif, seperti yang Inggris dan Jepang lakukan, maka pemerintah dari negara lain diharapkan dapat mengurangi masalah merokok yang selama ini sulit diatasi. Kerugian kesehatan yang muncul akibat rokok bisa dikurangi jika akses pada produk tembakau yang memiliki risiko lebih rendah dapat diberikan

Sumber: Detik Finance

Baca Artikel Lainnya:

Klarifikasi DPR RI Tidak Pernah Masukkan Norma Tembakau Diselaraskan Dengan Narkotika

No Atomizer? Check Atomizer? Kenali Penyebab Dan Cara Mengatasinya